Categories
Life Palestina USA

Terharu gan!

بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam setiap kejadian selalu ada sisi yang kita ambil baiknya.

Salah satu kejadian yang paling ketara ketika menjalani hidup di negara Adidaya yang terkenal sebagai pendukung terbesar kebrutalan Israel adalah naiknya awareness dan dukungan, terutama kaum muda, kepada apa yang terjadi di Palestina. 123

Siang tadi 22 Maret 2024, ketika turun dari halte bus Newman Library dan berjalan menuju Squires Student Center, biasa lah pasti banyak mahasiswa mahasiswi juga yang berjalan ke tujuan masing-masing.

Saya berjalan di belakang seorang mahasiswi, dari fashion yang dikenakan nampaknya ini warga lokal, nggak terlalu ngeperhatiin dari belakang, nggak boleh juga, istri jauh di rumah wkwkwkw.

Setelah hampir mau masuk gedung yang ane tuju, ane lihat dong ke depan buat buka pintu, iya kan?, baru ngeuh kalau si perempuan tadi yang jalan di depan pasang pin bendera Palestina di tasnya, kelihatan jelas banget. Dan setelah beberapa saat memang terkonfirmasi orang itu orang lokal, kulit putih, rambut pirang, nggak ada tanda-tanda dia warga lokal keturunan arab, china, atau negara dengan penduduk mayoritas Islam.

Kejadian yang ane alami ini emang nyata, awareness orang muda Amerika terhadapa kejadian sebenarnya yang terjadi di Palestina itu memang meningkat, orang tidak malu memperlihatkan keberpihakannya kepada Palestina.

Hal ini membuat hati bahagia luar biasa, di dunia yang memang idealnya kita sama, suara kita bernilai sama, tapi kan tidak!, suara mereka ini lebih didengar daripada suara kita, apa yang mereka tunjukkan ini bernilai lebih daripada apa yang kita tunjukkan. Semoga keadaan mejadi lebih baik di masa depan. Allahu Akbar.

  1. https://www.washingtonpost.com/world/2023/12/21/us-support-israel-palestine-poll/ ↩︎
  2. https://foreignpolicy.com/2023/07/20/americans-palestine-israel-public-opinion-right-wing-politics/ ↩︎
  3. https://www.nbcnews.com/tech/internet/tiktok-s-young-americans-sympathize-palestinians-rcna124476 ↩︎
Categories
Teknologi

VPN ?

بسم الله الرحمن الرحيم

Lupa lagi lihat apa, ada penawaran menarik VPN dari Private Internet Access, yang jatuhnya cuma $2 per bulan, walau memang harus langganan selama 3 tahun + 3 bulan. Tapi masih lebih murah daripada yang bayar tahunan atau bulanan yang bisa kena berlipat lipat harganya.

Sebenarnya sudah agak lama pengen punya VPN yang proper. Buat apa? Dulu sih buat nonton liga Indonesia juga liga Inggris plus UEFA Champions League lewat vidio yang iya pasti lebih murah daripada subscribe layanan yang sama di sini. Harus kuakui, ini mental gratisan “murahan”, pengen lari dari tanggung jawab wkwkwkw.

Tapi salah satu tujuan penting lainnya adalah biar bisa akses MobileJKN dari HP, ini aplikasi nggak berjalan semestinya kalau kita nggak pake IP lokal Indonesia, jadi seringnya pake VPN gratisan banyak iklan yang entah nggak jelas itu dari PlayStore, takut juga sih ada data yang bocor.

Beberapa hari lalu ada penawaran di reddit, satu akun VPN kita pake sama-sama 8 orang, harganya murah, itung itung sebelum beli VPN langsung coba coba dulu deh, apakah benar VPN cocok dengan Anda? Dan apakah Anda cocok dengan VPN?

Ane pake deh itu sharing VPN murah, $15 untuk 12 bulan, pake expressVPN. Uenak ternyata jeh, kita konek ke server negara lain udah kayak lokal aja, sip lah, jadi bisa lebih mulus nonton sepakbola murah buka MobileJKN.

Categories
USA

[USA_001] Surat Referensi Bank

بسم الله الرحمن الرحيم

Mulai hari ini InsyaAllah, saya akan mendokumentasikan lika-liku kuliah di negeri Paman Sam.

Serial cerita ini akan dimulai dari setelah saya dapat kepastian saya diterima sebagai mahasiswa pascasarjana di Washington State University – Pullman, dalam kasus saya adalah saya sudah mendapatkan email rekomendasi dari jurusan ke Graduate School bahwasannya saya direkomendasikan untuk diterima, dan mendapatkan tawaran Graduate Research Assistanship (GRA) –Alhamdulillah-.

Cerita tentang bagaimana saya mencari professor, kampus, rekomendasi, dll InsyaAllah akan saya ceritakan di serial prequel –muahahaha-. Serial cerita ini disusun agak-agak real-time, jadi apakah nantinya saya jadi berangkat ke US, saya juga belum tahu, itu semua kuasa Allah –‘azza wa jalla-.

Langsung saja, saya sudah mendapatkan surat rekomendasi penerimaan mahasiswa dari jurusan ke Graduate School -Graduate School ini enaknya kita sebut apa ya? sekolah pascasarjana kok panjang amat, kita stay di Graduate School aja deh-, yang harus saya selesaikan dalam cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya adalah:

  1. Menandatangani surat tawaran (kontrak) GRA
  2. Mengirimkan surat referensi dari bank
  3. Mengirimkan Official Transcript and Degree jenjang sarjana
  4. Mengirimkan Official transcript and Degree jenjang master

Nomor 1: DONE

Yang saya lakukan hanya print suratnya, tandatangani, pindai, dan kirim ke petugas. mudah bukan? gg ww ez

Nomor 2: sedang diproses

Sebenarnya ini cerita inti artikel kali ini sih -hihihihi-. “Eiitsss, itu apa itu surat referensi dari bank? katanya ente dapet GRA?” jadi jawabannya adalah begini pemirsa:

Saya harus mengurus surat referensi dari bank karena beberapa waktu sebelumnya dapat surat manis dari Graduate School yang lebih kurang bilang gini: “Halo Mas Gian, kami lagi ngurus dokumen imigrasi nih, tapi ane lihat ente di aplikasi pendaftaran mau bawa istri ente ke sini juga. Naaah ada masalah nih, kalau ente pan udah dapat tawaran GRA nih, jadi nggak ada masalah, masalahnya di istri ente, kami nggak nanggung biaya istri ente selama di sini, di negeri Paman Sam, ente harus tanggung sendiri ye. Kasih ane bukti kalau ente punya duit minimal $x,xxx di bank, jangan lupa tandatangan sama stempel itu bank yee, syukran.

ebuseeetttt EMPAT DIGIT broh, duit dari mana? singkat panjang cerita dapatlah pinjeman duit segitu buat mampir doang di rekening demi keperluan surat rekomendasi. Dengan riang hati pada hari kamis tanggal 9 april 2020 berangkatlah ane ke salah kantor cabang Bank BNI Syariah -ente ada yang ngerasa aneh nggak? Bank BNI = Bank Bank Negara Indonesia, ada perulangan gitu, jeblok nih bisa-bisa nilai IELTS ane-

Ketika sampai di Bank disambut oleh Bapak Satpam yang menembakkan sensor infra merah ke dahi saya yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan hand sanitizer ke tangan saya –kuduna aing mawa botol euy, ku uing menta eta hand sanitizer keur stok di imah– dapat antrian dengan jumlah 5 orang lagi yang sedang mengantri di depan saya. Skip skip skip, setelah lebih kurang 2 jam –lelah hayanto neng– mulai lah saya ngobrol dengan customer service (CS) dan mengungkapkan isi di dalam hati bahwasannya hari ini saya butuh dirinya untuk menerbitkan surat –naon sih-.

Saya diberi formulir untuk diisi, isinya ya kurang lebih nama, nomor rekening, dan keperluan surat referensi. Mbak CS bilang surat referensi baru bisa selesai lebih kurang 2 hari, oke deh, terus saya bilang kalau saya butuh 2 surat referensi satu untuk kampus satu untuk kedubes biar nggak bolak-balik, dan saya baru tahu ternyata harus bayar dooonngg :(, satunya Rp. 150.000, jadinya saya minta satu aja. Terus tanya-tanya lagi, ternyata dia nggak bisa kasih bagian terpenting yang saya butuhkan yaitu terteranya jumlah isi rekening saya pada surat itu, dengan berat hati saya batalkan, hilanglah waktu sekira 2 jam yang sebenarnya bisa saya habiskan untuk tidur hal lain yang bermanfaat.

Saya pun pulang dengan kecewa –halah– dan di tengah jalan mampirlah saya ke Bank Mandiri, saya punya rekening juga di bank ini, saya tanya Pak Satpam yang dengan sigap menjaga pintu dengan memakai masker sehingga pada awalnya saya agak ragu apakah satpam ini lelaki atau perempuan atau lelaki yang di lubuk hatinya adalah perempuan –teu penting deui duh-, dan Pak Satpam ini setelah saya tanyai ternyata bilang kalau di surat referensi nominal tabungan kita akan ditampilkan.

Jadi, InsyaAllah pada hari senin (2020-04-13) saya akan mencoba membuat surat referensi di Bank Mandiri saja.

Nantikan cerita saya berikutnya, jangan lupa like, comment, and sabskraib.

Wassalam